SMP PGRI PONDOK GEDE BEKASI JL. Masjid Nurul Ihsan No 1 Jatiwaringin Pondok Gede Telp : (0210 8487530 / 081319924978)
Rabu, 22 Oktober 2014
Kamis, 14 Agustus 2014
Faktor dan Dampak Akibat dari Tawuran Dikalangan Remaja
Faktor dan Dampak Akibat dari Tawuran Dikalangan Remaja
Pengertian Tawuran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “tawuran adalah perkelahian
massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai”. Berdasarkan definisi
tersebut, maka tawuran pelajar dapat diartikan sebagai perkelahian yang
dilakukan secara massal atau beramai-ramai antara sekelompok pelajar dengan
sekelompok pelajar lainnya.
Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar atau
yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan
perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok
pelajar dari sekolah lain”.
Penyebab
Tawuran
Faktor keluarga. Berikut ini
adalah salah satu faktor penyebab tawuran, yaitu faktor keluarga: a.
Adanya parenting yang
otoriter, di mana
dalam pengasuhan dipenuhi
dengan tindakan kekerasan terhadap
anak; b. Adanya kekerasan
yang terjadi antar orangtua, misalnya orangtua kurang harmonis, sering bertengkar
dan melakukan tindak
kekerasan.
Faktor
sekolah. Sekolah
merupakan salah satu faktor penyebab tawuran, berikut ini faktor-faktor
penyebab tawuran dari lingkungan sekolah: a. Adanya kualitas pengajaran yang
kurang memadai dan kurang menunjang proses belajar; b. Adanya guru yang lebih
berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh
otoriter yang seringkali
menggunakan kekerasan dalam
“proses pembelajaran” dan “mendidik” siswanya.
Faktor
lingkungan. Berikut
ini faktor-faktor dari lingkungan sekitar bisa terjadinya tawuran: a. Adanya
lingkungan yang sempit dan kumuh, anggota lingkungan yang berperilaku buruk,
misalnya: pemakai narkoba, zat adiktif, pemerasan, pengeroyokan, dan tindakan
brutal lainnya; b. Lingkungan kota (tempat tinggal) yang penuh kekerasan yang
hampir setiap hari, setiap saat disaksikan oleh para remaja, seperti: tayangan
buser, TKP, paroli, dll.; d. Adanya
kelompok sebaya (geng) yang
berprilaku tidak baik.
Perbedaan
persepsi. Dalam
menghadapi suatu masalah, jika terjadi perbedaan persepsi maka hal itu dapat
menyebabkan munculnya konflik.
Sumber Konflik
Menurut
Smith (dikutip dalam Sopiah, 2008), sumber terjadinya konflik adalah masalah
komunikasi, struktur organisasi dan faktor manusia.
Masalah
komunikasi. Yang bisa
terjadi pada masing-masing atau gabungan dari unsur-unsur komunikasi, yaitu
sumber komunikasi, pesan, penerima pesan dan saluran.
Struktur
organisasi. Secara
potensial dapat memunculkan konflik. Dalam organiasasi mempunyai tujuan,
kepentingan dan program sendiri-sendiri yang seringkali berbeda dengan yang
lain.
Faktor
manusia. Sifat dan
kepribadian manusia satu dengan yang lain berbeda dan unik. Hal ini berpotensi
memunculkan konflik.
Akibat tawuran
Akibat dari tawuran yaitu luka-luka karena terkena batu yang dilempar
oleh musuh atau terkena ikat pinggang salah satu musuh. Tawuran juga
menimbulkan dampak berupa hukuman dari sekolah. Hukuman dari sekolah dapat
memberian efek jera bagi para pelajar, seperti skorsing atau bahkan dikeluarkan
dari sekolah atau Drop Out (D.O). Masuk
penjara juga merupakan akibat dari tawuran. Jika tertangkap polisi dan dianggap
membahayakan maka akan terkena Pasal 351 ayat 3 dengan hukuman 7 tahun penjara,
Pasal 170 ayat 2 ketiga E dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dan yang
paling parah Pasal 338 dengan ancaman 15 tahun penjara. Lebih parah akibat dari
tawuran yaitu kehilangan nyawa. Sudah banyak korban-korban yang kehilangan
nyawa akibat mengikuti tawuran.
Menghindari
Tawuran
Cara
menghindari
tawuran yaitu, tidak terpengaruh lingkungan sekitar, menolak ajakan
teman yang ingin kita mengikuti tawuran; hindari senior yang suka
mengajak
tawuran, menghindar jika bertemu atau melihat senior yang suka mengajak
tawuran; sepulang sekolah langsung pulang ke rumah, jika bel pulang
sekolah
sudah berbunyi, jangan terlalu sering kumpul bersama teman-teman;
melakukan
kegiatan positif, seperti mengikuti ekstrakurikuler.
DAFTAR
PUSTAKA
Fakhrurrozi,
M. (2009). Kecerdasan emosi pada remaja pelaku tawuran. Diunduh dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10501002.pdf
Sopiah.
(2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta:
C.V ANDI OFFSET (penerbit ANDI).
Senin, 06 Januari 2014
Fans Page Osis Smp PGRI Pondok Gede
Siapapun mereka yg mengenal kita ataupun tidak
kata orang si tak kenal maka tak sayang
jika anda ingin mengetahui kegiatan osis smp kami
kunjungi saja https://www.facebook.com/pages/Osis-smp-Pgri-Pondok-Gede
Kami akan Menerima pertanyaan,dan saran dari kalian semua
Tanks to My Friends
Good Luck :)
kata orang si tak kenal maka tak sayang
jika anda ingin mengetahui kegiatan osis smp kami
kunjungi saja https://www.facebook.com/pages/Osis-smp-Pgri-Pondok-Gede
Kami akan Menerima pertanyaan,dan saran dari kalian semua
Tanks to My Friends
Good Luck :)
Langganan:
Postingan (Atom)